About

Hari minggu di sebuah kedai kopi yang sudah beroperasi lebih dari 1/4 abad.

Anak pertama : Papa, lomie (mie goreng kuah khas Bagan) 5, kwetiao 2 bungkus.
Papa : oke…
Anak pertama : Erjie (panggilan anak ke-2), nasi kari 4, 2 tidak pakai cabe.
Anak ke-2 : yahh, ini nasi kari 3 bungkus sudah selesai.
Anak ke-3 : kuah herbal sudah siap, Young (panggilan anak ke-4)… tolong di antar ke meja 6.
Anak ke-4 : Sanjie (panggilan anak ke-3), tolong nasi putih tambah 1 mangkok. Akong (kakek), kopi hitam 2, teh herbal panas 6, air hangat 1.
Akong : hosei (oke)…
Mama : Erjie, kuah kari sudah mau habis belum?
Anak ke-2 : masak lagi aja Ma, tinggal sedikit lagi, telur kecap juga sudah mau habis.
Mama : Sanjie, kamu rebus telur 2 papan, kemudian cuci beras untuk masak.

Sebuah cuplikan suasana kedai kopi pada hari Minggu di mana semua meja di dalam kedai penuh dengan tamu dan karyawan-karyawan yang hilir mudik untuk meng-order menu ataupun mengantar menu ke meja.

Jika dilihat dari luar, kedai ini hanya sebuah kedai biasa yang berada di daerah china town, dekat dengan pasar traditional dan aliran sungai. Bila di bandingkan dengan café atau restoran kini yang bernuansa modern, kedai ini sangat  oriental dengan tempat masak dan mesin pembuat mie yang masih seperti 30-an tahun yang lalu.

Di kedai inilah kami tumbuh sebagai  personal yang mandiri, jujur, dan selalu bersyukur. Cara bekerja secara kekeluargaan selalu ditanam oleh orang tua saya, mereka selalu mengajarkan kami untuk bersikap adil dan menghargai karyawan yang bekerja di kedai, karena berkat merekalah, kedai kami dapat selalu beroperasional dengan baik.

Dari mereka, saya belajar memberi dan berbagi dengan tulus, bekerja dengan sepenuh hati, dan membawa team dengan hati. Mungkin ini bagi system management modern sangat tidak efesien, tapi percaya-lah bahwa membawa team dengan hati akan membuat lingkungan kerja terasa lebih nyaman.

Hal yang selalu ingin saya pelajari dan terapkan di dalam jalan hidup saya dari orang tua saya adalah sikap lapang dada dan rendah hati mereka terhadap setiap kondisi. Dari  mereka saya melihat interaksi social yang baik antar insan, koneksi yang luas dan keharmonisan di lingkungan keluarga ataupun teman.

Inilah saya anak ke-2 kopitiam (kedai kopi) yang suka bertualang untuk melihat sudut-sudut kehidupan. Sifat keras kepala menjadikan saya terkadang melakukan sesuatu yang susah dimengerti orang, seperti sengaja melewati jalan lain selain jalan utama, alasan saya adalah: 1. supaya bisa melihat sudut kehidupan yang berbeda, 2. proses menuju hasil ada berbagai cara, nikmatilah proses itu, carilah cara yang dapat menumbuhkan motivasi dan pandangan baru bagimu, 3. sesuatu yang indah selalu tersembunyi dan harus berjuang untuk meraihnya.


Hal yang nyaman bagi saya adalah ketika berada di tempat yang tidak mengutamakan materi. 


No comments:

Post a Comment