Hari ini saya kedatangan seorang teman dari luar kota, seperti biasa kami akan memiliki topik yang sepertinya tidak habis untuk dikuras. 2 jam bagi kami adalah waktu yang sangat tidak cukup untuk bertukar pikiran. Suatu jalinan jodoh yang unik dibalik tali pertemanan ini, dimana saya pada awalnya berteman dengan adik sepupunya sewaktu SD, kemudian kami mulai tegur sapa bila ketemu. Belasan tahun berlalu sampai suatu ketika kami bertemu kembali waktu festival lampion tahun baru. Kami mulai mengobrol ringan dan mulai contact. Mulai saat itu kami menemukan kesamaan value life kami, seperti petani yang menemukan lahan subur, kami begitu nyaman dalam topik kami, terus mencangkul dan menyebar benih (topik), dari benih itu tumbuhlah bibit pengetahuan yang dapat kami petik.
Sangat jarang bagi saya untuk menemukan seseorang yang begitu cocok dan memiliki value life yang sama, sehingga jalinan jodoh ini pun mulai terjalin dengan alamiahnya. Kami bercerita untuk topik yang lebih dalam dan berat, semakin bertukar pikiran, kami semakin merasa berbobot pertemuan ini. Hari ini kami berbagi topik tentang pengembangan diri dan ketidakkekalan, dia kemudian meminta saya untuk merekomendasikan buku-buku yang bagus untuk dibaca, saya memberikan 2 judul buku yang berbobot dengan gaya penulisan yang ringan.
Topik anicca menjadi pembukaan topik kami hari ini, saya kemudian sharing tentang blog yang baru saya post sehari sebelumnya. Dulu saya merasa bahwa kepergian orang yang kita kasihi adalah suatu bentuk "kehilangan", tetapi sekarang saya mengartikan sebagai "berkah hidup". Teman saya kemudian mulai mencerna apa yang saya katakan, sekejap dia sepertinya mengerti, "oh... kamu melihat dengan sudut pandang yang berbeda." "Yah..." saya melanjutkan. "Perjalanan hidup kita bagaikan sedang menumpang public transport di mana setiap penumpang akan naik dan turun pada destinasi yang berbeda, di sini kita tidak memiliki siapapun sehingga bila ada salah seorang yang turun terlebih dahulu, mengapa bisa dikatakan sebagai "kehilangan"? Justru itu adalah suatu "berkah hidup" dimana kita memiliki waktu bersama dengan mereka selama di dalam kereta itu walaupun mereka turun terlebih dahulu, dan bukan tidak mungkin bila justru kitalah yang akan turun destinasi berikutnya.
Hari ini kami menghabiskan 5 jam penuh untuk bertukar pikiran, saya merasa seperti baterai yang telah terisi penuh setelah pertemuan ini, karena adanya orang yang dapat diajak untuk berbagi dan berdiskusi. Pertemuan kali ini saya diberikan sebuah kado pulpen, "dia akan berguna untukmu" begitulah kata teman saya sewaktu memberikan kado. Ini adalah kali kedua saya mendapatkan kado pulpen, sebelumnya saya diberikan oleh manager yang pada akhirnya menjadi teman sharing. Baik teman saya ataupun manager saya, mereka adalah pribadi yang smart, tekun, dan murah ilmu.
Pulpen bagi saya adalah sebuah harapan dan doa, setiap tahun saya tidak lupa untuk memberikan anak-anak pulpen yang menandakan harapan, berharap dengan pulpen itu mereka dapat menulis masa depan dengan bermakna dan penuh warna. Saya yang pada awalnya memberi, sangat terharu ketika diberi, karena ini adalah sebuah dukungan dan doa bagi saya.
No comments:
Post a Comment