Yuan Xiao Jie atau yang kita kenal sebagai Cap Goh Meh adalah hari terakhir serangkaian acara Imlek. Yuan artinya bulat (menunjukkan bulan purnama), Xiao artinya malam. Sejak dinasti Han, sudah dimulai tradisi membuat lampion warna-warni dan menggantungnya di sepanjang jalan. Di malam bulan purnama pertama dalam setahun ini, sanak saudara akan berkumpul untuk ikut meramaikan festival lampion.
Anak-anak akan bermain kembang api dan membuat lampion dari kertas minyak warna merah yang akan digantung di pohon ataupun pagar rumah.
Di hari ke-15 Imlek ini setiap keluarga akan memakan onde (yuan) yang berisi manisan buah ataupun kacang. Makna dari makan onde (yuan) adalah keharmonisan, kerukunan dan kekompakan sebuah keluarga. Orang Tionghua percaya dengan bulat yang artinya penuh, melingkar yang tidak memiliki sudut tajam, artinya segala sesuatu bersifat harmonis. Adapun tradisi ini bermulai dari dinasti Song dan sudah berlangsung sekitar 1500 tahun.
Di zaman dahulu yang memiliki budaya tertutup, para gadis yang belum menikah dilarang untuk keluar rumah bila tidak ada kepentingan, hanya pada saat Yuan Xiao Jie (Cap Goh Meh), setiap gadis akan keluar rumah untuk bersembahyang di kelenteng, pada saat inilah mereka dapat berkenalan dengan lawan jenis ataupun janjian bertemu dengan pria idaman. Karena itulah, Cap Goh Meh juga di sebut sebagai hari jodoh, dimana para pria dapat memberikan manisan ataupun kacang kepada gadis yang diidamkan sebagai bentuk pernyataan cinta.
Selain dengan memberikan manisan kepada gadis idaman, cara lain bagi kaum terpelajar zaman dahulu adalah bersenandung puisi, bagi gadis yang dapat membalas puisi yang sesuai, itulah yang akan menjadi pendamping mereka. Ini juga sebagai cara dimana mereka dapat mendapatkan pendamping yang sesuai dengan level sosial mereka.
Seiring dengan perkembangan teknologi, lampion-lampion yang diikutsertakan dalam festival lampion pun mulai banyak designnya dan lebih hidup dengan tata penerangan dari sudut tertentu.
Akhir dari penutupan acara Imlek ini adalah dengan pelepasan lentera ke langit sebagai bentuk doa kemakmuran dan kesehatan untuk setahun ke depan, adapun kembang api akan dilepaskan sebagai penutupan acara Imlek yang meriah.
Selain dengan memberikan manisan kepada gadis idaman, cara lain bagi kaum terpelajar zaman dahulu adalah bersenandung puisi, bagi gadis yang dapat membalas puisi yang sesuai, itulah yang akan menjadi pendamping mereka. Ini juga sebagai cara dimana mereka dapat mendapatkan pendamping yang sesuai dengan level sosial mereka.
Seiring dengan perkembangan teknologi, lampion-lampion yang diikutsertakan dalam festival lampion pun mulai banyak designnya dan lebih hidup dengan tata penerangan dari sudut tertentu.
Akhir dari penutupan acara Imlek ini adalah dengan pelepasan lentera ke langit sebagai bentuk doa kemakmuran dan kesehatan untuk setahun ke depan, adapun kembang api akan dilepaskan sebagai penutupan acara Imlek yang meriah.











No comments:
Post a Comment